wah tadi wa ke pasar senen ikut pegawai toko kenalan ku kesana dia mau
beli baju untuk lebaran mudik, setelah tiba ke pasar senen lama ke
lantai tiga nya.
beneran lohh banyak baju second (bekas), ada
yang dari luar negri punya tuh satu lantai penuh pedagang baju second,
topi second, jacket second, jas second, jeans second, sepatu second,
tas second, sarung tangan second, syal/scarf second, bahkan baju dalam
second seperti bra second, korset second, underpantie(celana dalam )
second juga ada lohh, semua rata rata tuh barang second semua nya di
sana kecuali penjualan minuman gitu.
Wa lihat lihat ini
barang barang nya ada yang dijual di gantung dan ada yang masih belum
di pilah pilah dan harga nya sangat sangat murah dan harus bisa menawar
nya, ada yang teriak 3 baju yang dimeja 10.000,- , ada topi 3 buah
5.000,- dll. Asal barang banyak dari korea dan jepang. selain itu ada
kemeja yang sudah di laundry dan di gantung dengan bungkusan plastik wa
kira ini barang sisa eksport atau gagal eksport ternyata ini kemeja
kemeja kerja dah di laundry (cuci) punya, harga jual nya memang rada
sedikit mahal dari belum yang di laundry.
Melihat fenomena ini
pasar baju second asal import ini juga tidak hanya ada di pasar senen,
kabarnya pasar tanah abang juga ada (entah ada dimana letak nya).
Melihat hal ini kasihan juga konveksi atau tektil indonesia maka bisa di bilang industri tekstil kita ada di masa sunset industry yah kayak gini, tempat tersebut ramai nya bukan main.
coba
banding kan pasar baju second ini dengan ramayana, matahari bahkan
mungkin sogo barang barang nya tidak banyak variasi nya dari pada
tempat -tempat (pasar baju second) seperti ini.
Harus di ingat
baju second adalah baju yang di beli oleh pembeli pertama karena
menarik kemudian di buang / dijual kembali dengan beberapa alasan.
Jadi
bagi calon calon designer mungkin perlu melihat lihat tempat seperti
ini bagaimana mereka melakukan kombinasi antara jahitan, bahan,
ornament dll
Bayangkan pegawai toko tersebut dengan uang Rp 210.000,- bisa membawa pulang baju 10 potong.
ada
dua sisi dari masalah ini bila melihat sisi para pekerja tekstil dalam
negri ini merugikan karena barang mereka tidak laku di jual karena
kalah dari segi harga, bila melihat sisi pemerintah apakah mereka
membayar pajak ke pada pemerintah atau ada suap?, bila melihat dari
segi kesehatan pemerintah ada membakar pakaian pakaian bekas ini karena
takut menjadi sumber penyakit hal ini ada benarnya ( bahkan mungkin
dengan maksud yang berbeda dari apa yang di katakan tersebut).
Bila
melihat dari sisi berpendapatan rendah, yang ber kemampuan rendah/ daya
beli rendah, baju baju ini sangat menolong mereka, mereka mendapat baju
atau pakaian dengan barang yang cukup berkualitas bahkan branded segala
lohh yang sesuai dengan daya beli mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar