Minggu, 23 Mei 2010

ke "Vihara Bodhi Dharma"

tanggal 21 mei 2010

kemarin di bawa cici ke vihara Bodhi dharma di karang anyar, jakarta. well  ketemu rupang Brahma Sahampati lagi. di seret kesini karena cici bilang ada acara kakek dan nenek kembang ( ya wa kira ada apa) ternyata buat jodoh punya tohh.

oh ya omong omong tuh tombak nya ganti rupa disini rupang nya Brahma sahampati ini pake tongkat bukan tombak(spear).

dapet contekan dari thread theravada tentang sivali

Tongkat
Melambangkan dukungan, bantuan pada saat dibutuhkan. Hal ini juga berarti tidak mudah jatuh atau roboh.

Tas (kantong)
melambangkan kemampuan untuk mengakumulasi hal-hal yang baik atau kemampuan untuk menjaga satu barang.

ohya ada lagi tentang gajah, gajah yang bangkit dari lumpur ada dari dhammapada (well ketika beli tipitaka tematik) lsg depan nya disodoroin gambar gajah yang bangkit dari lumpur.  dan kata kata tentang gajah yang bangkit dari lumpur dari dhammapada.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,16558.msg265873/topicseen.html#msg265873

Sabtu, 15 Mei 2010

Tipitaka Tematik

well, hari ini baru beli tipitaka tematik, well baca baca sampai pada bagian awal lewat sampai "perihnya rasa sakit".
membaca ini membangkitkan kenangan.

aku akan bercerita selama aku bekerja sebagai kasir ini aku pernah mengalami kejadian di perlakukan dengan buruk dan di fitnah orang.

Suatu hari pada masa lalu toko ku kedatangan saudara tiri dari kakak ipar ku, mereka mengatakan bahwa salah satu saudara  mereka (saudara tiri) ada yang sakit kanker dan membutuh kan dana untuk berobat.

kakak ipar ku mengatakan dia tidak ada hubungan dengan mereka dan dia kan pikir pikir untuk membantu mereka.

keesokan hari nya sebenarnya aku bangun pagi merasa badan sakit sekali biasa nya merupakan tanda tanda tidak baik  ( biasa nya aku menuruti tanda tanda ini jadi tidak masuk) tetapi aku merasa harus bisa melewati ini dan berusaha meyakin kan diri bisa melewati ini ( menghindar terus toh tidak akan berguna suatu ketika akan datang juga).

ketika masuk kerja aku di titipi amplop untuk di berikan kepada 2 orang wanita yang dateng kemarin tersebut. dan di titipi pesan terhadap mereka.

setelah agak siang sedikit 2 orang wanita ini datang dan aku menyerahkan amplop tersebut dan menyampaikan pesan yang di titipi. mereka membuka maplop tersebut dan tidak terima hanya di berikan dana segitu dalam amplop. mulai lah mereka mencak mencak dan membuat keributan, dan sumpah sarapah keluar dari mulut mereka. kedua wanita ini berinisial o dan w, tadi nya kau berusaha menenang kan suasana tapi kata w aku jangan ikut campur ini urusan keluarga oke dah wa jadi diam dan kemabli pada tempat duduk wa dan menangani pembeliu. sementara keamanan yang di panggil tidak mampu berbuat apa apa.

Setelah bersumpah sarapah dan mengatakan akan mengacau juga akan membakar toko. o mulai berpindah tempat bahwa di akan tinggal di tempat dan duduk karena dia duduk tidak jauh dari tempat ku bekerja ( meja ku), otomatis aku berusaha menulikan telinga seakan- akan tidak mendengar apa pun dari mulut o ini, mulai lah dia mencaci maki kakak ipar wa tidak lama kemudian wa juga turut menjadi obyek caci mereka terutama oleh o.   

stelah lama bersabar dan tidak menghiraukan perkataaan mereka ( aku masih menyangka bahwa waktu itu aku benar benar kebal terhadap segala omongan mereka, karena aku sudah merasakan tadi pagi dan mempersiapakan diri terhadap hal semacam ini) entah kenapa tiba tiba perkataan nya yang telah di ulang ulang berkali kali itu tiba tiba masuk menusuk dan rasanya sakit luar biasa hingga tidak tertahan kan waktu itu juga aku ingin orang yang ada di hadapkan ku yang melukai  ku merasakan penderitaan yang aku rasakan pada saat itu juga. Aku ingin orang dihadapakan ku musnah,  aku berusaha mengendalikan pikiran saat itu dan rasa sakit yang ada, ketika berusaha mengendalikan diri  rasanya seperti di tarik tarik rantai baja, berusaha dari musnah jadi menyingkirkan saja dan menyingkirkan berusaha jadi memindahkan saja ketempat yang jauh.

semua ini terjadi dalam waktu yang cukup singkat, ketika itu juga wa telah bangkit dan melempar steaples ke arah perut mereka tadi nya sih ingin ke wajah mereka. kemudian menangkap tangan mereka  dan menyeret mereka keluar  ketika sampai dekat depan toko aku berhasil mengendalikan diri hingga tidak jadi melempar mereka keluar dari toko dan tenaga yang ada tiba tiba lenyap. jadi aku melepas mereka. kemudian kembali ke tempat mejakerja ku berada.

bangkit lah mereka dan salah satu o sudah berjalan keluar kemudian w berpura pura terjatuh ketika menaiki tangga sehingga membuat o kuatir hingga dengan cepat mendatangi nya tapi dia benar benar terpeleset dan kepalanya membentur siku anak tangga kayu. si w terus berpura pura merasa sakit dan mengeletak di tanah, sedangkan si o cepat berdiri lagi kemudian mendatangi si w tidak lama kemudian si o merasa pusing akibat terbentur. fitnah yang di lancarkan w berbalik jadi o yang celaka beneran, ambulan yang tadinya dateng untuk w malah sekarang di pergunakan untuk si o.   

Mereka memfitnah diri ku membuat mereka celaka dari w menjadi o jelas jelas aku tahu o kepeleset karena hendak menolong w. jadi lah aku sang tersangka di giring ke polsek taman sari. aku merasakan kebencian yang sangat luar biasa atas perlakuan mereka ini dan dendam yang amat sangat pada waktu itu meski di luar aku percaya pada tuhan maha melihat biar di bawa ke pengadilan tuhan dan sampai ke hadapan  Buddha aku pun berani, aku tidak dapat terima di perlakukan seperti ini karena aku tidak mengenal mereka dan selama ini aku melayani mereka dengan baik, ketika mereka ber tandang ketempat kerja ku meski pun mereka berhadapan dan membuat ulah di toko.

kemudian dateng suami w dan keluarga mereka, meski pun aku berusaha meredam semuanya (kebencian dan dendam) berusaha bersikap ramah kepada mereka tapi aku percaya tuhan dan Buddha maha mengetahui, mereka menakut nakuti diri dengan mengatakan bahwa aku harus bertanggung jawab terhadap anak o apabila terjadi apa apa pada o, dsb heh tuhan maha melihat dan buddha apa pun saat ini berada maha mengetahui, aku toh tidak takut hancur mau mati bersama sama boleh, apa yang mereka lakukan dengan tubuh bagian luar atau fisik ku dengan mengirim ku kepenjara selama tiga hari. aku percaya akan keadilan akan di tegak kan untuk ku. setelah aku menceritakan kejadian sesungguh nya, polisi berbalik menahan o yang habis keluar rumah sakit dan tinggal satu kamar dengan para tahanan laki laki.

kalau tidak ada kejadian ini mungkin aku tidak tahu rasa benci dan dendam seperti apa, dan baru benar benar merasakan seperti apa kata benci sampai ketulang.

membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan semua ini dan membutuh kan waktu yang lama untuk menyadari apa yang sesungguh nya terjadi pada waktu itu, pertanyaan kenapa bisa timbul rasa sakit yang amat sangat dalam diri ku pada waktu itu. 


setelah melakukan analisa pada waktu yang lampau tentang apa yang terjadi hasilnya mirip mirip dengan ada pada tipitaka tematik ini pada bagaian "perih nya rasa sakit: cuma kalau aku mengunakan pisau sebagai perumpamaan, di tematik mengunakan panah (well belum pernah terluka olah panah jadi tidak tahu rasanya, kalau luka kepotong pisau kalau lagi motong pernah )

Rabu, 12 Mei 2010

Belanja bulanan lagi

wah dah belanja bulanan lagi buat toko prostex dan pewangi lantai sudah habis.
habis makan gudeg di pinngir jalan sambil minta tidak pake krecek dan opor ayam nya soalnya lagi vegetarian.
well biar juga masyarakat indonesia tahu (terutama pedagang kecil) ada umat buddha kira kira seperti apa misal nya vegetarian gitu.

Jumat, 07 Mei 2010

Vihara "Dewi Samudra"

waduh hari ini diseret cici sembahyang ke vihara dewi samudra bandengan jakarta karena ada acara  ma co po (tidak tahu apaan tuhh).

liat liat ada buddha di dekat pintu masuk terus kedalam ada makanan cia cai nya dan juga altar Buddha nya di sebelah kanan sayang tidak terlihat ada pandita Buddhanya ( atau anggota sanghanya)?

Rabu, 05 Mei 2010

SeMienFo

well hari ini habis pergi kevihara satya marga di pluit yang sebelahan dengan pura atau tempat sembhayang umat hindu itu, sebenarnya cici wa paling rajin ke vihara ini terutama sama se nien fo di depan vihara sana itu.

Sudah lama penasaran sama rupang empat wajah yang menghadap empat arah ini cuma duga duga saja mungkin brahma kali yahh, baru hari ini tahu kebenaran nya ternyata adalah brahma semphati kalau menurut buku yang di berikan oleh vihara tersebut.

soalnya aku pernah liat rupang ini ada di vihara mahayana lain nya

Boleh di bilang rupang ini cukup mengejutkan kan karena aku pernah tidak sengaja slip pikiran pengen punya rumah dalam menghormati sang rupang kira kira tahun kemarin.  Tahu tahu sudah nyicil apertement, cici ku yang nyicilin cuman jadi bingung bisa tidak tinggal di apertement seperti itu soalnya biaya maintenence pasti besar apa cukup sama penghasilan dari kerja gitu sampai pusing.